Soros adalah ketua Manajemen Dana Soros
dan Lembaga Masyarakat Terbuka. Dia juga seorang mantan anggota Dewan Direksi
Dewan Hubungan Luar Negeri AS. Selain itu, dia salah seorang pendiri awal dari
Pusat Kemajuan Amerika dan dia diwakili pada dewan lembaga ini. Dia mendanai
organisasinya bernama Revolusi Mawar Georgia, suatu negara kecil pecahan Uni
Soviet. Oleh para pengamat Rusia dan Barat, pendanaan organisasi ini oleh Soros
sangat menentukan keberhasilannya. Meskipun demikian, Soros mengatakan perannya
sangat dilebih-lebihkan. Di Amerika Serikat, dia diketahui sudah menyumbang
sejumlah besar uang demi mengalahkan tawaran George W. Bush untuk dipilih
kembali menjadi Presiden AS tahun 2004, tapi upayanya gagal.
Paul Volcker, mantan Ketua Bank
Cadangan AS dan juga berdarah Yahudi-AS, menulis suatu prakata dalam buku
tentang Soros, The Alchemy of Finance (2003):
George Soros sudah membuat dirinya terkenal sebagai seorang spekulator yang
sangat sukses, cukup bijaksana untuk secara menonjol menarik diri ketika masih
jauh mendahului permainan itu. Bagian sangat besar dari keuntungannya yang luar
biasa sekarang digunakan untuk mendorong bangsa-bangsa yang tengah beralih dan
muncul untuk menjadi ‘masyarakat yang terbuka,’ terbuka tidak hanya dalam arti
kebebasan perniagaan tapi – lebih penting – toleran terhadap gagasan-gagasan
yang baru dan bentuk-bentuk berpikir dan berperilaku yang berbeda.
Keluarga
George Soros, putera Tivador Soros (dikenal juga sebagai Teodoro Soros),
seorang penulis dalam bahasa Esperanto, adalah seorang Yahudi asal Hungaria.
Ayahnya seorang tawanan perang selama dan sesudah Perang Dunia I dan akhirnya
melarikan diri dari Rusia untuk bergabung dengan keluarganya di Budapes, ibu
kota Hungaria.
Nama marga atau keluarga asli Soros adalah Schwartz. Pada tahun 1936, keluarga
itu mengubah nama marganya dari Schwartz menjadi Soros, sebagai tanggapan
terhadap anti-semitisme yang makin berkembang dan karena nama marga yang baru
itu punya suatu arti. Dalam bahasa Hungaria, soros berarti “yang berikut dalam
urutan, atau “pengganti yang ditunjuk”; dalam bahasa Esperanto, nama keluarga
ini berarti “akan membubung tinggi". Putera Tivador, George, kemudian
mengatakan dia dibesarkan dalam suatu rumah bersuasana Yahudi, dan orang tuanya
hati-hati dengan akar religius mereka. Akan tetapi, ayah Soros bangga dengan
akar Yahudinya (yang bisa dilihat dalam riwayat hidupnya yang mengenang
pengalamannya selama Holocaust berjudul Masquerade).
George Soros menikah dan cerai dua kali dari Annaliese Witschak dan Susan Weber
Soros. Dari kedua mantan isterinya dia memperoleh lima orang anak: Robert,
Andrea, Jonathan, Alexander, dan Gregory. Kakak lelaki George, Paul Soros,
adalah seorang investor swasta dan dermawan, seorang insinyur pensiunan, yang
mengepalai Asosiasi Soros, suatu perusahaan teknik mesin internasional yang
berbasis di New York; Paul juga mendirikan Lembaga Persahabatan Paul dan Daisy
Soros bagi Pemuda Amerika. Peter Soros, putera Paul Soros dan keponakan George
Soros, menikah dengan Flora Fraser yang ibunya seorang puteri angkat Harold
Pinter, seorang sastrawan berdarah Yahudi dan pemenang Hadiah Nobel untuk
Kesusastraan akhir tahun 2005.
Pindah ke Inggris
Soros berusia tiga belas tahun pada
Maret 1944 ketika Jerman Nazi mengambil alih kendali militer atas Hungaria. Dia
bekerja untuk Dewan Yahudi selama dua hari. Dewan ini didirikan sebelumnya
selama pendudukan Nazi atas Hungaria untuk melaksanakan secara paksa
tindakan-tindakan anti-Yahudi pemerintah Hungaria dan Nazi.
Karena keadaan di Hungaria tidak aman dan nyaman lagi, Soros beremigrasi ke
Inggris tahun 1947, sesudah Perang Dunia II. Dia lulus Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi London pada tahun 1952. Di London, dia menjadi seorang mahasiswa Karl
Popper, seorang filsuf Inggris kelahiran Austria. Sementara itu, dia membiayai
hidupnya sendiri dengan bekerja sebagai seorang portir kereta api dan seorang
pelayan pada restoran Quaglino. Di restoran ini, dia diberi nasihat bahwa
dengan kerja keras dia bisa menjadi pelayan kepala satu hari nanti. Dia
akhirnya berhasil diterima bank perniagaan Singer & Friedlander di London.
Pindah ke Amerika Serikat
Pada tahun 1956, George Soros pindah ke Kota New York, tempat dia bekerja
sebagai seorang pedagang yang menjadi seorang penengah perselisihan pada
perusahaan F.M. Mayer dari tahun 1956 sampai dengan 1959. Dia kemudian bekerja
sebagai seorang analis pada Wertheim dan Perusahaan dari tahun 1959 sampai
dengan 1963. Selama waktu ini, Soros mengembangkan filsafat “refleksivitas”
berdasarkan gagasan Karl Popper. Menurut Soros, refleksivitas adalah kepercayaan
bahwa aksi melihat penilaian pasar apa pun oleh pesertanya memengaruhi
penilaian pasar tersebut dalam suatu lingkaran berulang-ulang yang bersifat
“berbajik atau jahat”.
Akan tetapi, Soros menyadari dia tidak akan meraih uang dari konsep refleksivitas
kecuali kalau dia sendiri melakukan investasi. Dia mulai melakukan penyelidikan
tentang cara menangani investasi. Dari tahun 1963 sampai dengan 1973, dia
bekerja pada perusahaan Arnhold dan S. Bleichroeder, tempat dia menjadi seorang
wakil presiden. Soros akhirnya menyimpulkan bahwa dia seorang investor yang
lebih baik dari dirinya sebagai seorang filsuf dan eksekutif. Pada tahun 1967,
dia membujuk perusahaan tempat dia bekerja untuk menggalang suatu dana
investasi luar negeri, First Eagle, baginya untuk dikelola. Pada tahun 1969,
perusahaan Arnhold dan S. Bleichroeder menggalang suatu dana kedua untuk Soros,
dana cegah risiko (hedge fund) Double Eagle.
Kemudian regulasi investasi membatasi kemampuannya mengelola dana-dana itu
sebagaimana yang dikehendakinya. Sebagai akibatnya, dia mengundurkan diri dari
jabatannya pada tahun 1973 dan mendirikan suatu perusahaan investasi swasta.
Perusahaan itu akhirnya berkembang menjadi Dana Kuantum. Melalui usaha ini, dia
berniat menghasilkan uang yang cukup di Wall Street, sekitar 500 ribu dolar AS
dalam jangka waktu lima tahun, untuk menopang dirinya sebagai seorang penulis
dan filsuf.
Tidak itu saja. Dia juga seorang mantan anggota kelompok usaha Grup Carlyle.
Bisnis
Sebagian besar keuntungan Soros berasal dari dua perusahaan. Pertama, Manajemen
Dana Soros yang dia dirikan; dan, kedua, Dana Kuantum yang dia ikut dirikan
bersama Jim Rogers pada tahun 1970. Rogers pensiun dari dana itu tahun 1980;
mitra bisnis lain Soros mencakup Victor Niederhoffer dan Stanley Druckenmiller.
Usaha Soros berkembang tahun 2006 dan 2007. Akhir 2006, Soros membeli sekitar 2
juta saham Halliburton, suatu perusahaan multinasional raksasa AS yang menjadi
kontraktor berbagai perusahaan minyak di dunia. Pada tahun 2007, Dana Kuantum
meraih hampir 32 persen dan mendatangkan kekayaan bersih sebesar 2.9 miliar
dolar AS untuk Soros.
Spekulasi mata uang
Tanggal 16 September 1992 dijuluki Rabu
Kelam. Pada tanggal ini, Soros segera menjadi terkenal karena dia melakukan
penjualan kosong bernilai lebih dari 10 miliar pon sterling. Dia mengambil
keuntungan dari keengganan Bank Inggris membuat keputusan antara dua pilihan:
menaikkan tingkat bunganya pada tingkat yang bisa dibandingkan dengan yang ada
di negara-negara Eropa lainnya yang menerapkan Mekanisme Tingkat Pertukaran
atau membuat mata uang Inggris mengambang.
Akhirnya, Bank Inggris dipaksa menarik mata uang pon sterling dari Mekanisme
Tingkat Pertukaran Eropa dan mendevaluasi mata uang itu. Dalam proses itu,
Soros meraih sekitar 1.1 miliar dolar AS. Dia lalu dijuluki “lelaki yang
menghancurkan Bank Inggris".
Pada tahun 1997, Asia Tenggara mengalami krisis keuangan. Nilai rupiah di
Indonesia kemudian anjlok dari Rp 2.500 per 1 dolar AS menjadi Rp 15.000 per 1
dolar AS.
Kambing hitam krisis ini? George Soros, menurut Perdana Menteri Malaysia waktu
itu, Mahathir bin Mohammad. Mahathir menuduh Soros memakai kekayaan miliknya
untuk menghukum ASEAN karena menyambut Myanmar, suatu negara yang dikuasai
yunta militer, sebagai suatu anggotanya.
Tentu Soros menolak tuduhan itu. Dia
membantah dirinya sebagai biang kerok krisis keuangan di Asia Tenggara.
Menurutnya, Mahathir mencoba menutup-nutupi kelemahan atau kesalahan
pemerintahannya yang mengakibatkan Malaysia terkena krisis itu dengan mencari
kambing hitamnya: dirinya sendiri.
Ramalan-ramalan umum
Soros sudah jauh-jauh hari memberi peringatan tentang bahaya akan timbulnya
krisis keuangan global tahun 2008. Ini dia kemukakan tiga kali dalam tiga
bukunya yang berbeda-beda. Peringatan pertama berupa ramalan tentang krisis ini
dipaparkannya dalam bukunya yang pertama, The Alchemy of Finance tahun 1987.
Setahun kemudian, dia memberi peringatan bernama yang sama dalam The Crisis of
Global Capitalism. Tahun 2008, dia menerbitkan bukunya yang ketiga, The New
Paradigm for Financial Markets. Di dalam bukunya yang ketiga, Soros menjelaskan
ramalannya bahwa ada suatu “gelembung super” yang sudah mengalami masalah
selama 25 tahun terakhir dan sekarang siap untuk ambruk. Peringatannya melalui
ramalan-ramalannya yang tampaknya tidak begitu dihiraukan para ahli ekonomi,
keuangan, dan perbankan ternyata terbukti benar.
Ketepatan ramalannya tadi tidak berarti dia selalu benar dalam ramalannya.
Dalam bisnisnya yang mengandalkan juga ramalan-ramalan tentang keberhasilan
atau kegagalan, dia mengatakan keberhasilannya dalam bisnis timbul karena dia
mampu mengenal kapan ramalannya meleset.
Penghukuman karena insider trading
Insider trading adalah perniagaan atau perdagangan yang memanfaatkan orang
dalam untuk memperoleh informasi kunci sebelum informasi itu diumumkan kepada
publik. Orang dalam ini mencakup para direktur, pejabat, pegawai kunci,
sanak-saudara, dan orang lain yang mempunyai akses pada informasi dalam suatu
perusahaan, lembaga, atau kantor perdagangan.
Pada tahun 1988, George Soros dituduh melakukan insider trading di Perancis dan
sebagai akibatnya dia terkena penghukuman. Waktu itu, dia diminta bergabung
dalam suatu upaya mengambil alih bank Perancis, Societe Generale. Dia menolak
ikut serta dalam tawaran itu tapi kemudian dia membeli sejumlah saham
perusahaan itu. Pejabat-pejabat Perancis mulai suatu penyeledikan tahun 1989,
dan pada tahun 2002 suatu pengadilan Perancis menetapkan bahwa tindakan Soros
tadi adalah suatu insider trading. Ini tergolong suatu tindak pidana yang berat
menurut undang-undang keamanan Perancis; Soros didenda 2.3 juta dolar AS,
jumlah uang yang dia peroleh dengan memanfaatkan informasi orang dalam.
Tidak diupayakan tindakan menghukum terhadap Soros karena penundaan pengajuan
perkara hukum ini ke pengadilan. Soros membantah sudah melakukan kesalahan dan
mengatakan berita tentang pengambilalihan bank itu sudah diketahui umum.
Penghukuman terhadap dia karena insider trading ditegakkan pengadilan tertinggi
di Perancis 14 Juni 2006. Pada Desember 2006, dia naik banding ke Pengadilan
Eropa untuk Hak-Hak Asasi Manusia; dia mengkleim penundaan perkaranya selama 14
tahun di pengadilan menghalangi suatu sidang pengadilan yang adil.
Kedermawanan
Soros sudah aktif sebagai seorang dermawan sejak tahun 1970-an. Dia mulai
dengan menyediakan dana untuk menolong mahahasiswa-mahasiswa berkulit hitam
kuliah di Universitas Cape Town di Afrika Selatan yang masih memberlakukan
politik apartheid. Dia juga mulai mendanai gerakan-gerakan pembangkangan di Uni
Soviet.
Pendanaan kedermawanan Soros mencakup upaya untuk meningkatkan demokratisasi
tanpa kekerasan di negara-negara bekas Uni Soviet. Upaya-upaya ini, kebanyakan
di Eropa bagian Tengah dan Timur, dilakukan melalui Lembaga Masyarakat Terbuka
(OSI, Open Society Institute) dan Yayasan Soros nasional. Badan-badan ini
terkenal memakai nama lain (seperti Yayasan Stefan Batory di Polandia). Sejak
2003, Soros diperkirakan sudah menyumbang 4 miliar dolar AS; sementara itu, OSI
sudah memakai sekitar 400 juta dolar AS setahun selama beberapa tahun terakhir.
Mingguan Time 2007 melaporkan Soros mendanai dua proyek khusus. Pertama, dia
menyumbang 100 juta dolar AS untuk infrastruktur Internet bagi
universitas-universitas daerah di Rusia. Kedua, dia menyumbang 50 juta dolar AS
untuk memberantas kemiskinan hebat di Afrika. Sementara itu, Soros sudah
memberikan bantuan 742 juta dolar AS untuk proyek-proyek di AS dan sudah
mengeluarkan lebih dari 6 miliar dolar AS.
Ada juga proyek-proyek penting lain
yang didanai OSI. Ini mencakup bantuan bagi para ilmuwan dan
universitas-universitas di Eropa bagian Tengah dan bagian Timur, bantuan untuk
kaum sipil selama pengepungan Sarayevo, dan Transparansi Internasional. Soros
juga memberikan 420 juta pon sterling pada Universitas Eropa bagian Tengah.
Pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian, Muhammad Yunus, dan bank mikro
keuangannya, Bank Grameen, mendapat dukungan OSI.
George Soros menerima berbagai gelar doktor kehormatan (honoris kausa) dari
Perguruan Tinggi Baru untuk Riset Sosial (New York), Universitas Oxford
(Inggris) pada tahun 1980, Universitas Corvinus di Budapes, dan Universitas
Yale (AS) pada tahun 1991. Soros juga menerima Pusat Internasional Yale untuk
Anugerah Keuangan dari Fakultas Manajemen Yale pada tahun 2000 dan juga Laurea
Honoris Causa, penghargaan tertinggi Universitas Bologna pada tahun 1995.
Sumbangan dan kegiatan politik
Di Amerika Serikat
George Soros terlibat dalam suatu
rencana tahun 2003 untuk menggeser Presiden George W. Bush dari kedudukannya.
Soros bukan seorang donor besar untuk kepentingan politik di AS kecuali ketika
ada pemilihan presiden AS tahun 2004. Selama masa pemilihan 2003-2004, dia
menyumbang 23.581.000 dolar AS kepada berbagai kelompok yang bertujuan untuk
mengalahkan Presiden Bush. Meskipun demikian, Bush dipilih kembali untuk masa
jabatan yang kedua sebagai Presiden AS pada pemilihan presiden tahun 2004.
Sesudah pemilihan kembali Bush pada tahun 2004, Soros dan para penyumbang
politik liberal kaya lainnya mendukung suatu kelompok pencari dana yang disebut
Aliansi Demorasi. Kelompok ini bertujuan untuk mendukung tujuan Partai Demokrat
AS.
Di Eropa bagian Timur
Peranan Soros dinilai sangat menentukan
ambruknya sosialisme di Eropa bagian Timur. Sejak 1979, Soros membagi-bagikan 3
juta dolar setahun pada para pembangkang termasuk gerakan Solidaritas di
Polandia, Piagam 77 di Cekoslowakia dan Andrei Sakharov, seorang fisikawan
tenar, di Uni Soviet. Pada tahun 1984, dia mendirikan Lembaga Masyarakat
Terbuka (OSI) di Hungaria dan mengirimkan jutaan dolar ke gerakan-gerakan
oposisi dan media bebas.
Filsafat George Soros
Soros sangat tertarik pada filsafat.
Dia mengatakan dia memasuki dunia keuangan agar mampu menopang dirinya sebagai
seorang filsuf. Pandangan filsafatinya dipengaruhi Karl Popper, seorang filsuf
Inggris yang mengajar di Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi London, tempat Soros
kuliah. Lemabaga Masyarakat Terbuka yang didirikannya dinamakan sesuai dua
jilid karya Popper, The Open Society and its Enemies. Selain itu, pandangan
filsafatinya dipengaruhi juga oleh pengabdian filsafatinya yang tetap pada asas
falibilisme. Menurut asas ini, apa pun yang dia percayai bisa keliru pada
kenyataannya, dan, karena itu, harus dipertanyakan dan diperbaiki. Asas ini pun
berasal dari filsafat Popper. Soros tidak menganggap dirinya seorang penganut
agama dan tidak percaya pada Allah.
Pandangan Soros tentang anti-Semitisme
Pada suatu pertemuan orang Yahudi di
Kota New York, Soros mengatakan bahwa anti-Semitisme yang muncul kembali
akhir-akhir ini sebagian ditimbulkan oleh kebijakan-kebijkan Israel dan Amerika
Serikat dan sebagian oleh orang-orang Yahudi yang sukses seperti dirinya
sendiri.
Anti-Semitisme itu muncul kembali di Eropa karena kebijakan pemerintahan Bush
dan Ariel Sharon. Gerakan ini tidak secara khusus bersifat anti-Semitisme tapi
menunjukkan dirinya sebagai bersifat anti-Semitisme. Menurut Soros,
anti-Semitisme ini akan berkurang kalau arah kebijakan pemerintahan Bush dan
Sharon diubah. Tapi dia belum bisa membayangkan bagaimana orang Yahudi bisa mengatasi
sikap anti-Yahudi tadi secara langsung. Dia kuatir sekali tentang peranannya
sendiri karena anti-Semitisme yang baru mengatakan orang Yahudi menguasai
dunia. Tanpa disengaja, dia juga menyumbang pada citra itu.
Sumber : http://yahudidiaspora.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar