Anak miskin maen saham. Jika dirunut kisah seorang Lo Kheng
Hong tidak akan percaya. Bahkan jikapun kamu bertemu sosoknya tidak berbeda
orang biasa. Siapa sangka anak miskin itu kini memiliki aset Rp.2.5 trililun
dari maen saham. Kisah Lo memang panjang karena investasi saham memang butuh
kesabaran.
Dia bukanlah pencari untung. Lo duduk santai di taman dekat
rumah dibawah teduhan pohon kamboja dan pohon mangga. Pekerjaan dia tidak
mengantor, tetapi asik membaca 4 koran sekaligus, memeriksa laporan perusahaan
dan data statistik pasar saham, tidak sibuk kan?
Kerjanya cukup 3 hal yang disebutnya RTI: Read, Thinking,
dan Investing. Berkat kejeliaanya dia mampu menghasilkan uang tanpa bekerja.
Menghasilkan jutaan dan uangnya bisa digunakan berkeliling 5 benua. Ia
menyebutkan setidaknya dua kali dalam setahun ke luar negeri.
"Biasanya saya bepergian bersama istri dan anak-anak
saya. Di sana kami tinggal di hotel saja, lalu jalan-jalan. Saya orang yang
bebas, tidak punya bos dan tidak punya karyawan," utasnya kepada SWA.co.id
Mulai dari nol
Keberuntungan menghinggapi mereka yang sabar. Lo merupakan
sulung dari 3 bersaudara hidup sangat- sangat sederhana. Beruntung dia mampu
melanjutkan kuliah Sastra Inggri ke Universitas Jakarta, dan tentu sambil
bekerja tentungnya.
Sedikit menggambarkan seberapa miskin dia. Lo bercerita
keluarga mereka tinggal di daerah terpencil. Jarak rumah sampai 30km dari Kota
Pontianak. Orang tua Lo bekerja sebagai pemecah kelapa. Pekerjaan yang memakan
waktu mereka seharian. Dari terbit matahari sampai senja mereka bekerja
menghidupi keluarga.
Ia bercerita lama- lama orang tuanya bosan. Mereka merantau
ke Jakarta tidak membawa bekal apapun. Ia tidak ingat. Di Jakarta, mereka
akhirnya bekerja di toko, kemudian ya barulah melahirak Lo Kheng Hong. Rumah
mereka sederhana sering kena banjir dan tanpa platform. Singkatnya Lo dapat
lulus SMA kemudian bekerja.
Orang tua Lo tidak memiliki uang buat menguliahkan. Tidak
patah semangat seperti penulis ceritakan diatas, Lo memilih bekerja. Dia
bekerja sebagai tata usaha di Bank Swasta. Sambil bekerja dirinya menguliahkan
sendiri sampai lulus. Tidak cuma kuliah sisa uang didapatkan kemudian sisihkan
lagi.
Selama 17 tahun bekerja sudah disisihkan beberapa lembar.
Uang tersebut Lo nekatkan masukan ke pasar saham.
Sejak 1979 dia berkuliah malam sambil bekerja di pagi hari.
Ia menjadi pegawai tata usaha PT. Overseas Express Bank (OEB). Dia ingat betul
uang masuk kuliah Rp.50 ribu, sedangkan uang bulananan cuma Rp.10 ribu. Tahun
1989 ia mulai menjadi investor saham pertama kali. Waktu itu umurnya sudah 30
tahun tidaklah muda lagi.
Jika dibandingkan Warren Buffett, Lo bisa dibilang kalah
umur, karena Warren Buffett memulai saham sejak umur 11 tahun. Tidak masalah
karena sejak awal niatnya bukan menjadi dia. Bekerja puluhan tahun tetapi ia
tidak pernah naik jabatan. Lantaran perusahaan tidak melakukan ekspansi
siginifikan jadi ya tidak ada jalan.
Sebagai bagian tata usaha diceritakan gajinya paling kecil.
"Dan, modal saya berinvestasi saham pun hanya dari gaji," imbuh Lo.
Kelebihan Lo adalah dia mau hidup hemat buat berinvestasi. Uang dipunyai
sedikit ia langsung belikan saham. Kalau orang dapat uang dikonsumsi maka dia
tabungkan cuma bentuknya saham.
Jika orang asik tengah mencicil mobil, maka Lo tengah asik
mencicil perusahaan. Meski telah beraset triliun sampai sekarang dia masih asik
memakai mobil berusia 10 tahun. Ia berinvestasi saham karena kepincut atas
capital gain besar. Kalau saham IPO waktu itu dijual seharga Rp.7.250, kok
tidak lama sudah jadi Rp.35 ribu.
Bayangkan untungnya sampai 400%. Awal investasi saham, ia
ingat menggelontorkan uang Rp.10 juta, dia cuma dapat beberapa lot waktu itu
loh. Tetapi sedikit nilai naik begitu juga nila aset Lo. Saham pertama kali Lo
Kheng Hong beli adalah PT. Gajah Surya Multi Finance ketika IPO.
Waktu pertama kali memulia dia sempat gagal. Dia bercerita
bagaimana lelahnya dia mengantri. Dia antrean panjang di Gedung BDNI Hayam
Muruk. Nah ketika sudah lisiting, saham sudah ditangan, eh kok harganya malah
turun drastis. Alhasil dia harus jual semua saham dibawah harga beli waktu itu.
Dia belajar otodidak. Dia memiliki setidaknya 40 buku Warren
Buffett. Yang mana bukunya sudah dibaca 4- 5 kali. Masuk tahun 1990, ia pindah
ke Bank Ekonomi bagian pemasaran, diman setahun menjadi kepala cabang. Di tahun
1996 tepat 17 tahun dirinya bekerja di perbankan. Ia memutuskan berhenti
bekerja buat saham.
Keputusan aneh tetapi bekerja. Alasan utama kenapa berhenti
kerja karena return berbisnis saham lebih dari pendapatan. Lumayan begitu kata
Lo. Tidak memilih obligasi karena returnya kecil. Tidak pula dia pernah masuk
ke reksa dana. Alasannya karena uang dikendalikan orang lain. Bagaimana jika
orangnya tidak jujur dan sebagainya.
Manajer investasi tidak jujur sudah banyak. Ia menekankan
bahwa maen saham justru lebih unggul. Dia tidak pula bermain emas. Alasan utama
karena emas tidak produktif. Penjelasan singkat Lo, kamu membeli 1kg emas maka
sepuluh tahun tetap 1kg emas. Tidak pula membeli dollar. Alasan satu ini
terdengar sangat baik loh.
Menurutnya orang membeli dollar berharap krisis, berharap
Indonesia mengalami keburukan, negera diharap tidak stabil, agar rupiah lemah
dan untung cepat. Sedangkan saham kebalikannya orang tidak mengharap keburukan.
Kamu menganalisa dan berharap kinerja perusahaan membaik sehingga memberikan
untung.
Lo juga menyarankan kamu jangan menabung di Bank. Pasalnya
bunga kecil tidak menghasilkan untung. Ia sendiri menyimpan seperlunya tidak
semua. Bagaimana dengan deposito? Tidak pula pilihan, ia menyebut bahwa ketika
deposito ketika inflasi dengan bunga kecil sama saja miskin pelan- pelan.
Dalam sebelas tahun belakangan contohnya bursa efek tumbuh.
Sejak bom Bali 2002 IHSG telah naik dari 330 jadi 5251 pada Mei 2013. Ada saham
sampai naik seribu persen. Pernah dia membeli saham dari perusahaan petrokimia
seharga Rp.200, pada tahun 2008 malah turun jadi Rp.60, tidak dijual tetapi
malah beli.
Dia membeli makin banyak hingga pada tahun berikutnya harga
naik jadi Rp.600. "...dan saya menjualnya," ia berujar.
Investor bukan pengusaha
Dia mengakui dirinya sebagai investor. Menurut Lo, investror
nafasnya harus panjang buat bermain sampai bertahun tanpa berhenti, hingga
menghasilkan nilai. Seorang investor berarti kuat secara modal. Maka ia
menyarankan jangan memakai uang hutang atau uang sehari- hari sebagai investasi
bursa saham.
Contoh nyata kenapa bukan uang sehari- hari. Lo Kheng Hong
pernah dikabarkan rugi besar sampai uang tinggal 15% pada krisis 1997- 1998.
Namun dia tetap membeli saham meski posisi rugi. Dan hasilnya uang berbalik
ketika ekonomi membaik. Bahkan nilai asetnya berlipat sejak 1998 sampai tahun
2013 lampau.
Pekerjaan Lo sebagai investor adalah mencari saham
"salah harga" di bursa. Ia menggunakan strategi yang sangat sederhana
beli paling murah tetapi paling bagus prospeknya. Kemudian kamu simpan,
menunggu sabar, hingga si bursa saham sadar bahwa saham itu terlalu murah dan
naik ke harga seharusnya tertulis.
Disinilah kamu mendapatkan keuntungan. Ia menjelaskan 90%
investor tidak tau apa yang mereka beli. Dia melanjutkan investor kebanyakan
seperti membeli kucing dalam karung.
Contoh lagi ketika Lo membeli saham PT. Multibreeder Adirama
Indonesia Tbk, perusahaan ternak ayam terbesar kedua seharga Rp.250. Dia dapat
8,28% saham di pasaran atau senilai 6 juta. Total lembar saham di pasaran
mencapai 75 juta. Nilai perusahaan Rp.250 kali 75 juta atau setara Rp.18,75
miliar.
Padahal kalau dihitung untungnya mencapai Rp.106 miliar.
Banyak investor tidak sadar. Alhasil ketika dia asik menyimpan dan menjual,
harganya tepat naik sampai Rp.31.500 di tahun 2011 -an. "Saya memperoleh
untung 12.500%," jelasnya.
Ia pernah memiliki 850 juta lembar saham PT. Panin Financial
Tbk. Dimana dia membeli sewaktu harganya masih Rp.100. Sukses dalam 1,5 tahun
harga sudah naik Rp.260 per- lembar, bahkan masih terus naik jadi Rp.300 per-
lembar. Bicara tentang hasil maka properti pertama dia adalah rumah tinggal di
Green Garden.
Ini hanya dari investasi pasar saham loh. Dia membeli sejak
Januari 1994, dimana pada 1993 dia sudah bisa menghasilkan uang cukup buat
membeli rumah. Dia ingat betul ini merupakan hasil penjualan saham PT. Rig
Tenders Indonesia, perusahaan pelayaran, dimana harga beli Rp.800, dan
dijualnya seharga Rp.1.300 per- lembar.
Waktu itu pasar saham liquid. Dia tidak punya apa- apa.
Hanya satu saham tersebut dipertahankan karena ia memang tidak punya banyak
uang. Waktu itu pasar saham tengah booming. "Saat itu saya tidak beli
banyak," ia lanjutkan. Untung kejeliannya tepat. Sekarang dia bahkan sudah
punya apartemen di Pantai Mutiara dan vila di Cisarua.
Tidak ada properti disewakan. Ia menganggap dirinya adalah
investor saham. Baginya membeli saham sudah cukup dibanding menyewakan
apartemen.
Bekerja sambil tidur
Angka aset Lo Kheng Hong tidak pasti. Angka diatas bisa saja
lebih atau kurang. Namun yang pasti dalam sebuah sesi seminar ketika ditanya:
Dia mengatakan hasilnya cukup buat seumur hidup. Soal besaran aset yang dia
pegang dan aset saham. Maka dia memiliki lebih banyak uang di bursa dibanding
berupa aset nyata.
Bahkan dia menyebut rumah, apartemen, vila, hanyalah 1% dari
kekayaan. Kini dia sendiri sudah tidak terlalu aktif seperti membeli saham IPO.
Cuma membeli saham yang diperdagangkan di bursa saja. Ia lebih memilih membeli
saham perusahaan batu bara, kan sedang banyak jatuh dan harga bisa dibeli murah
meriah.
"Saat ini saya memiliki lebih dari 20 emiten, salah
satunya adalah saham PT. Petrosea Tbk yang saat ini kepemilikannya telah
mencapai sekitar 9%," ujarnya.
Dia tidak pernah punya target soal saham. Menurutnya bursa
saham tidak dapat diprediksi. Hari esok bagi seorang investor adalah misteri.
Yang pasti dia selalu membaca anual repot dari saham- saham miliknya. Ia akan
menemukan bidang usaha, laba usaha, keuangan, pemiliknya, direkturnya dan
komisarisnya.
Tidak membeli kucing dalam karung. Tuhan memang Maha Pengampun.
Tetapi bursa efek tidak mengenal kata ampun kepada orang yang tidak tau apa
yang mereka beli.
Yang pasti dia tidak cuma memiliki saham beruntung besar. Ia
juga mahir dalam hal mengambil saham yang digoreng. Uniknya dia bukanlah
tipikal investor yang sepanjang hari melototi bursa efek. Lo bahkan tidaklah
melengkapi diri dengan gadget ataupun aplikasi mutahir.
"Investor saham kebanyakan ikut- ikutan tidak tau apa
yang dibeli," imbuhnya. Ia menyebutkan semakin cepat panik investor,
menunjukan ketidak tauan.
Ayah dua anak ini memilih menjadi investor jangka panjang
bukan seorang trader. Obsesinya tentang saham tergambar dari bentuk kekayaan,
yang ia sebut hampir seluruhnya saham. Dia punya dana cash 15% buat jaga- jaga
ketika krisis. Kalau krisis uang itu akan buat dibelikan saham lagi lah.
"Saya tidak bekerja, saya tidak punya perusahaan, tidak
punya pelanggan seorang pun, tidak pula punya karyawan seorang pun, dan tidak
punya bos," ujarnya bangga, cuma punya seorang sopir dan pembantu.
Sudah 22 tahun dia bermain saham Umurnya sudah kepala lima
dan masih terus berkarya. Tidak cuma jadi investor tetapi juga mengedukasi
orang Indonesia buat ikutan saham. Kenapa memilih saham karena tidak lah capek
seperti sektor rill. Orang banyak tau orang rugi, jatuh miskin karena saham,
bahkan sampai bunuh diri juga.
Tetapi kebanyakan orang tidak tau ada Warren Buffett. Untung
bermain saham lainnya adalah kita tidak kerja. Yang bekerja adalah mereka para
direksi, eksekutif, komisari, manajer. Istilah kerennya tidur saja bisa dapat
duit. Banyak waktu bebas diakui Lo dimiliki sehari- hari, tetapi bukan tanpa
terus belajar loh.
Mereka pemilik saham yang dapat untung. Sementara pegawai
bahkan eksekutifnya cuma dapat sisanya. Soal memilih perusahaan baik yaitu
perhatikan manajemen, terus manajemen, kemudian manajemen lagi, dan barulah
lain- lain. Janganlah membeli sesuatu yang kamu tidak tau.
Ia menyebut sektor sepatu, garmen, dan tekstil kurang menarik. Justru pakan ayam serta kelapa sawit lebih menggiurkan. Kan banyak orang makan ayam? Selain itu dampak negatif ayam juga kecil. Ayam menjadi satu makanan pilihan ketika daging sapi mahal, juga mudah diternakan.
Kemudian dia mengisaratkan ada empat jenis perusahaan: Perusahaan yang untung terus, perusahaan yang rugi terus, ada yang untung besar terus stagnan, adapula perusahaan tumbuh meski kecil tapi stabil. Inilah perusahaan ke empat yang Lo target cari di pasar saham. Kalau lima tahun kedepan tumbuh belakangan akan baik.
"Kalau sudah lima tahun berturut- turut tumbuh, tandanya sudah super company," imbuh Lo.
Harga Rp.200 jangan dibilang murah dibanding harga Rp.70.000, tergantung emitennya. Memang baik membeli saham yang dibawah harga itu sangat potensial kedepan. Untuk waktu lebih enak ketika ada krisis seperti Eropa, Yunani, dan Amerika.
Lo memang lebih suka bekerja di taman. Padahal dia banyak ditawari kantor olah para milinuer Indonesia. Ia malah memilih taman rindang dengan banyak pohon. Kegiatan setiap hari terutama di pagi hari mencari info tentang emiten. Membaca surat kabar senilai 480 ribu per- bulan. Dia juga mengliping artikel penting buat pribadi.
Tidak sampai disitu, ia akan memlototi informasi dari BEI, dimana dia mendapatkan informasi past tentang perusahaan melantai di pasar saham. Minimal dia membaca 100 pengumuman keterbukaan informasi dalam halaman web BEI sebagai arsip pribadi.
Investasi susah gampang
"Buy on weakness. Be greedy when others are fearful. Be fearful when others greedy," pepatah lama Lo.
Ia mengibaratkan hidupnya ingin seperti Warren Buffett, bukan Bernard Madoff. Itulah mantan bos bursa NASDAQ yang tidak dapat mengelola uang nasabah. Menunjukan bahwa dia cuma paham teori sjaa bukan praketknya.
Pasar saham pun bukan soal berapa uang dikeluarkan. Orang mengeluarkan uang puluhan juta buat kuliah lalu jadi pintar. Kalau bursa saham masuk ke dalam, keluar uang miliaran, keluar bukannya pintar malah jadi makin bingung. Pintar teori saja tidak cukup bagi investor. Maka bacalah laporan keuangan emiten satu per- satu.
Ia menyebut dirinya 100% fundamental. Dia selalu lihat manajemen dan pertumbuhan perusahaan. Kalau ia mengistilahkan teknikal cuma grafik semua diabaikan. Total 400 emiten di pasar banyak yang fundamental bagus, tetapi banyak orang terjebak. Orang sibuk ketika tidak sesuai perhitungan kira- kiranya satu hari.
Jangan percaya kalau iklan bilan tetap untung. Sekelas Warren Buffett saja tetap merugi ketika terjadi krisis di Amerika. Dia tipikal yang akan keep kalau benar bagus. Kalau kiranya dilepas maka dia akan memilih ia melepas, untung sampai 300% per- bulan.
Filosofi hidup Lo Kheng Hong adalah menjadi kaya sambil tidur. Status perusahaan sahamnya dia telah beli menjadi teman tidur. Ketika dia tidur maka perusahaan akan bekerja untuk dia. Menjadi kaya sambil tidur butuh kecermatan dan emiten bagus. Lo masih sempat tidur delapa jam sementara orang lain lembur kerja.
Sumber : https://biografi-pengusaha-muda.blogspot.co.id/2016/05/biografi-lo-kheng-hong-pemain-saham.html
Komentar
Posting Komentar